SapuPod


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at SapuPod.com

Jumat, Desember 04, 2009

Bonus

Meen, sori udah lamaaaaaaaaaaaa ga ngepost
Dan karena aku sudah lama ga ngepost, post kali ini panjang, dan ini adalah BONUS !!!
Post ini terdiri dari 2 part

Part 1

Disekolah aku ada disuruh ngaransemen lagu
Lagu yang diaransemen harus lagu Indonesia dan harus jadi lagu cinta, WTS (What The Shit) ?!
Aku ga suka lagu cinta
Gelii meen

Yang kupilih lagu kotak

Lagu yang kuaransemen agak ke humor

Tadinya liriknya mau kubuat ada Sumiati, Sumanji dan Burhan
Tapi takut kena marah, jadi liriknya gini :

****

Berani Beraksi


Ketika aku sedang sendirian
Berdiam diri di waktu liburan
Sendirian tanpa seorang teman
Ku memutuskan untuk ngangkat jemuran

Kumulai berdiri
Mengankat pakaian

Sewaktuku mengankat jemuran
Kulihat ada wanita rupawan
Kuberhenti untuk mengangkat pakaian
Ku ingin menyapanya pelan-pelan

Kumulai berani
Dan mulai beraksi

Reff :

Dia yang disana
Aku yang disini
Ingin untuk mengenalnya


Hey, cobalah mengerti
Perasaan ini
Sudah mulai jatuh hati

Berani . . .

Beraksi . . .

Hey, yang ada disana
Coba kemari

Hey, aku yang disini
Sudah menanti

Back to reff

Berani . . .

Beraksi . . .

****

Huahahahah
Jatuh hati ?!
WTF !?
Sapu butut !!

Kalo mau liat lirik aslinya disini

Ntar aku manggungnya (kayanya) hari kamis

Tadinya instrumennya mau kubuat kaya lagu Pantera yang Regular People

Part 2

Aku disuruh buat cerpen dari lirik lagu sama guru kesenian

Cerpennya kubuat ngaco aja

Cerpennya gini

Berteduh Dari Hujan

Ketika Jajang menunggu angkot P25 di terminal untuk kerumah sahabatnya, Jajang kehujanan dan berteduh sambil menunggu angkot P25 favoritnya. Jajang tidak ada teman untuk menemaninya. Jajang bingung, dan dia memikirkan mantan pacarnya. Dia mempunyai banyak mantan pacar. Salah satunya Dina. Jajang memutuskannya karena Dina sebenarnya adalah lelaki yang bernama Dimas.

Dimas ketahuan karena Jajang melihat fotonya dan bertanya.

“Siapa ini Din ? Bapakmu ?”

Dina menjawab, “Bukan bang !”

Jajang bertanya lagi, “Jadi ini siapa ? Mantanmu ? Selingkuhanmu ?”

“Bukan bang, itu sebenarnya ….”

“Siapa ?”

“Abang jangan kaget ya”

“Iya”

“Itu aku bang, dulunya aku laki-lak. Sebenernya aku Dimasi”

“HAH ?! BANCIIIIIIIII !!!” Jajang lari sekenceng-kencengnya

“WOOOIII JANGAN LARI KAMYU, SETAAANN !!!!!”, kejantanan Dina mulai keluar

Sehabis tragedi itu mereka sudah tidak pernah bertemu dan tidak berhubungan lagi.

Tetapi Jajang tidak rindu dengan Dimas ataupun Dina. Dia memikirkan mantan terakhirnya saat ini, yaitu Jangi. Dia memutuskan Jangi karena dia sebenarnya adalah kepala preman bersuku batak di perumahan Kodam. Walaupun perumahan Kodam adalah perumahan tentara, Jangi tidak takut untuk menjadi preman untuk di perumahan itu, dan akhirnya Jangi menjadi preman sukses di perumahan itu .

Jangi juga mempumyai tato naga dan api di keteknya. Jangi menggambarkan gambar naga karena naga itu melambangkan ‘Preman’, dan gambar api di ketek adalah semburan api naga dari lengannya sampai ke ketek dan membakar rumput-rumput yang berada di keteknya menjadi kering dan berwarna hitam.

Jajang masih setia menunggu abang angkot P25 dan berkata di dalam hati “Pendirian saya tetap di P25 ! Pokoknya harus P25 !”. Dia juga tidak mau ketempat lain walaupun sendirian.

Tiba-tiba Jajang bertemu seorang wanita yang seperti preman dengan tank-top koyak. Wanita itu mempunyai otot yang banyak walaupun dia merokok. Ternyata wanita itu adalah Jangi.

Jajang masih tidak menyadari. Tetapi Jangi sangat terkejut ketuka melihat kearah Jajang sehingga rokok Comfillnya terjatuh. Tetapi Jangi tidak mau menegur Jajang.

Ketika Jajang yang sedang minum Jus Indomilk melihat kearah Jangi, Jajang keselek karena terkejut.

Si Jajang tidak tahan untuk tidak menegur Jangi, dan berkata, “Hai uwak preman apa kabar ?”

“Baik, kau bagaimana ?” Jangi membalas dengan logat Batak

“Aku baik kok, kamu masih ingat 2 blok gula untuk kopimu ?”

“Bah, masih ingat juga kau yah !”

“Hahahah, batak kali kau ya”

“Hahahah, iya bang. Udah bawaan, mau macem mana lagi ?”

“Iya juga, hahahah. Gimana, kamu masih preman ?

“Engga mau lagi aku bang. Udah tobat aku. Kayanya aku bentar lagi mau jadi satpam bang”

“Allhamdulilah …”

“Kau kerja dimana sekarang ?”

“Jajang tinggal kelas ngi”

“Loh, kenapa kau ?”

“Aku di keluarkan dari kampus”

“Loh, kok bisa pulak ?”

“Karena aku di fitnah”

“Do fitnah apa pulak ?”

“Di tasku dimasukin beha”

“Hahahahah”

“Hahaha, nasib…nasib.”

“Ada ajanya kau. Kok bias dikeluarin pulak kayak gitu ?”

“Mereka ngirain aku malem-malem jadi bencong, padahal kan pagi-pagi sama sore-sore.”

“Ah, yang benar saja kau bang”

“Hahahahah, becanda”

“Jadi cerita yang seriusnya macem mana ?”

“Sebenernya aku ga lulus ujian, hahaha”

“Oalah, penipu juga kau !”

“Hahahah”

Setelah mereka sudah panjang lebar ngobrol, abang ankot P25 datang dan berkata, “Oy ! Sini kau boneng !”

“APANYA KAU !!!! MENGGANGGU SAJA KAU !!!!! SEKARANG GILIRAN KAU MENUNGGU JAJANG, BONENG !!!!” , Jangi menjawab perkataan abang angkot kesayangan Jajang

“Ampun maak”

“PIGI KAU !!!”

“Iya maak”

Jajang hanya terdiam melihat Jangi yang kelihatannya masih preman, dan hujan pun berhenti.

“Wah, hujan udah berhenti tuh, jalan-jalan yuk !”, kata Jangi

“Ayuuuk”

Mereka berjalan dan mengelilingi terminal. Dan tiba-tiba, mereka bertemu dengan preman terminal.

Preman terminalnya berkata, “Kau tau gak, Medan ini kurang aman ?”

Jajang yang takut berkata, “Tau bang”

“Yaudah, kalo mau aman, keluarkan semua harta yang ada di kantongmu ! Kalo engga, hidup mu akan ga aman seumur hidup !”

“Iya bang, ini ……”

Ketika Jajang mau memberikan uang Jajannya, Jangi menghentikan dan berkata, “Kau kenal aku ga ?”

“Hahahahahahah, untuk apa aku kenal kau ? Siapa kau rupanya ?”

“Porjangi Simanhombing, Jangi menghentikan dan berkata, “Kau kenal aku ga ?”

“Hahahahahahah, untuk apa aku kenal kau ? Siapa kau rupanya ?”

“Porjangi Simanhombing”

“Bah ! Tak percaya aku ! Masa Jangi kaya gembel gitu ? Caaapppeeech Deeech”

“Kalo kau ga percaya, coba lawan aku !”

Mereka berdua saling adu pukul, tendang dan adu nyali.

Dan pada akhirnya, Jangi menang telak dari preman

“Udah percaya kau ?”, kata Jangi

“Udah mak”

“Jangan kau ganggu dia lagi ya”

“Iya….”

Setelah itu, Jajang kembali ke tempat abang angkot P25 kesayangannya, berangkat menuju ke rumah sahabatnya, Jono.

Jono sebenarnya mempunyai mantan pacar yang engga beres juga.

Salah satunya, Jani.

Jani diputuskan oleh Jono karena Jani sebenernya janda yang mempunyai lima anak.

Lima anak tersebut juga mempunyai pekerjaan yang saling bertolak belakang. Anak pertama tentara, anak kedua maling, anak ketiga polisi, anak keempat teroris, anak kelima preman.

Ketika Jajang sudah sampai di rumah Jono, Jajang langsung menceritakan semua kejadian yang dia alami di terminal.

Lalu, ketika Jajang sudah menyelesaikan tugas kampus dan berniat untuk pulang, cuaca kembali hujan.

Jajang berteduh di teras rumah Jono.

Jajang kembali teringat pada kejadian tadi karena hujan. Jajang mengingat perpisahan Jajang dari Jangi.

Jajang berkata di dalam hati

‘Dulu aku menyayangi mu, Jangi. Tetapi kau preman nomor satu di medan. Pertemuan dengan mantan pacar sekaligus mantan preman sungguh menyenangkan. Seperti punya bodyguard yang dibayar mahal make bakwan risol, dan gorengan lainya yang mahal-mahal. Selamat tinggal Jangi. Mudah-mudahan kita berjumpa lagi.’

*****

Nah, udahan dulu ya